Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Kisah Purwanto Selamat dari Hantaman Crane di Masjidil Haram


Kisah Purwanto Selamat dari Hantaman Crane di Masjidil Haram

Purwanto (55) hampir selesai membaca Surat Ali Imran saat gerimis mulai membasahi bagian dalam Masjidil Haram. Tak ingin Alquran yang ia baca basah, ia memutuskan beranjak dari tempat duduknya di dekat Kabah. Purwanto lalu mencari tempat berteduh. Baru sepuluh langkah berjalan, tiba-tiba, suara ledakan disertai jeritan histeris dan suara petir yang menggelegar, menyeruak di belakangnya.
Ketika Purwanto menengok, sebuah potongan besi telah teronggok di antara mayat-mayat, dan orang-orang yang berlarian tak tentu arah.

"Besi itu membentur tiang di lantai dua. Mental lagi ke bawah sampai menghancurkan lantai marmer di lantai satu. Masyaallah, itu tepat di tempat saya duduk (saat membaca Alquran)," kata Purwanto, yang merupakan jemaah haji asal Lampung.Besi jatuh tersebut merupakan bagian dari alat berat (crane) di luar Masjidil Haram, yang tersungkur menimpa Masjidil Haram.

Setelah crane membentur tiang, Purwanto menuturkan, ada bagiannya sebesar mobil jeep yang patah, lalu menghujam ke bawah. "Saya menangis saat itu. Saya masih menggendong Alquran. Ya Allah, saya selamat karena Alquran. Seandainya saya tidak pegang Alquran, saya tidak tahu lagi," kenang Kepala Dinas Pasar dan Perdagangan Metro itu.

Sepuluh menit berlalu, Purwanto masih terpaku di tempatnya berdiri. Ia hanya melihat bongkahan besi di depannya tanpa mampu memperhatikan keadaan sekitar.
Purwanto mengaku sangat terkejut, dengan kejadian yang datang tiba-tiba itu.
"Di sebelah saya, ada dua orang Iran. Saya ajak ke pinggir karena hujan. Tetapi, mereka malah berdoa," tutur Purwanto.

Setelah bisa menenangkan diri, Purwanto mulai memperhatikan kondisi sekitarnya. Ia pun bermaksud mengabadikan peristiwa tersebut.
Tetapi, hal itu urung ia lakukan.



(sumber)

Post a Comment

0 Comments