Seorang guru taman kanak-kanak di Antwerp, Belgia, diduga telah melakukan tindakan kekerasan kepada seorang muridnya. Gurunya itu diduga menggantung muridnya dan nyaris tewas itu itu hanya karena ia tak mau mengantri saat bermain di taman.
Akibat perbuatan yang diduga dilakukan guru tersebut sang anak mengalami sejumlah luka di bagian leher dan di beberapa bagian wajahnya. Kisah memilukan ini baru muncul ke publik setelah ibu anak malang itu mengunggah foto-foto luka yang dialami anaknya di sekitar leher di akun Facebook miliknya.
Sang ibu mengungkaplan bahwa anaknya mengalami penyiksaan oleh sang guru yang dianggapnya tidak berprikemanusiaan. "Karena ia tak ingin mengantri, ia dipukuli dan kemudian digantung menggunakan tali, saya akan melakukan segala upaya agar guru itu dipecat," tulisnya, seperti dilaporkan harian De Morgen
Status tersebut mendorong sekitar 30 wanita untuk melakukan aksi protes di depan TK Bijtjes.
Joke Cortens, juru bicara Departemen Pendidikan Antwerp, mengatakan bahwa dari hasil penyilidikan awal, guru yang dimaksud tidak berada di taman bermain saat kejadian berlangsung.
"Berdasarkan informasi yang kami dapat, guru yang dimaksud sedang tidak berada di taman bermain."
"Kami sama prihatinnya dengan para orang tua tentang peristiwa ini dan bagaimana ini bisa terjadi. (Semoga) penyelidikan lanjutan akan mengungkap hal ini," ujar Cortens.
Dewan pendidikan Antwerp, Claude Marinower, mangaku sangat prihatin tapi meminta warga untuk tetap tenang menyikapi insiden ini. "Tidak akan ada yang diuntungkan jika terjadi eskalasi. Peristiwa ini akan diselidiki secara menyeluruh dan ditindak lanjuti."
"Semua pihak yang terlibat, baik orang tua dan guru yang dimaksud, serta orang tua siswa lainnya dan staf sekolah akan disupervisi dan mendapat perlakuan setara," katanya.
Joke Cortens, juru bicara Departemen Pendidikan Antwerp, mengatakan bahwa dari hasil penyilidikan awal, guru yang dimaksud tidak berada di taman bermain saat kejadian berlangsung.
"Berdasarkan informasi yang kami dapat, guru yang dimaksud sedang tidak berada di taman bermain."
"Kami sama prihatinnya dengan para orang tua tentang peristiwa ini dan bagaimana ini bisa terjadi. (Semoga) penyelidikan lanjutan akan mengungkap hal ini," ujar Cortens.
Dewan pendidikan Antwerp, Claude Marinower, mangaku sangat prihatin tapi meminta warga untuk tetap tenang menyikapi insiden ini. "Tidak akan ada yang diuntungkan jika terjadi eskalasi. Peristiwa ini akan diselidiki secara menyeluruh dan ditindak lanjuti."
"Semua pihak yang terlibat, baik orang tua dan guru yang dimaksud, serta orang tua siswa lainnya dan staf sekolah akan disupervisi dan mendapat perlakuan setara," katanya.
(sumber)
0 Comments