Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Kontraktor Bin Laden Bantah Lalai Saat Bangun Masjidil Haram

Mereka menuding cuaca buruk dan angin kencang sebagai penyebab utama.


Kontraktor Bin Laden Bantah Lalai Saat Bangun Masjidil Haram

Seorang insinyur yang bekerja untuk kontraktor grup Bin Laden membantah lalai dalam memperhatikan keselamatan manusia ketika mengerjakan proyek perluasan komplek Masjidil Haram. Insinyur yang tak ingin disebut namanya itu juga menepis adanya permasalahan teknis dalam peralatan yang mereka gunakan. 

Stasiun berita Channel News Asia, Minggu, 13 September 2015 melansir, dia malah menyebut, apa yang terjadi pada Jumat sore kemarin sebagai takdir yang telah digariskan oleh Tuhan. 

"Crane dipasang dengan cara yang sangat profesional dan tidak ada masalah teknis. Ini semua telah ditentukan oleh Tuhan," ujar insinyur itu. 

Bin Laden diketahui sudah lama memegang berbagai proyek besar yang dikerjakan di Arab Saudi. Hal itu lantaran pendiri dari perusahaan yakni Mohammed yang juga Ayah dari pemimpin Al-Qaeda, Osama bin Laden, memiliki koneksi dekat ke keluarga kerajaan. 

Sementara, saat ini Pemerintah Saudi telah memulai penyelidikan terhadap penyebab ambruknya crane sehingga menewaskan 107 calon jamaah haji. Mereka menduga cuaca buruk berupa angin kencang menjadi penyebab utama.

Raja Saudi, Salman berjanji hasil penyelidikan akan diungkap ke publik. Sebelumnya, dia telah menyampaikan rasa duka kepada keluarga korban tewas dan ikut mengunjungi rumah sakit lokal untuk memeriksa kondisi kesehatan korban luka. 

Seorang pejabat berwenang Saudi mengatakan, walaupun sempat terjadi tragedi, tetapi ibadah haji yang rencananya dimulai tanggal 21 September, akan tetap berjalan seperti biasa.

"Tentu saja peristiwa itu, tidak akan mempengaruhi penyelenggaraan haji tahun ini. Bagian di Masjidil Haram yang rusak, akan diperbaiki dalam beberapa hari ke depan," ujar pejabat itu. 

Kontraktor Bin Laden juga telah diminta untuk memastikan keamanan crane lain yang masih berdiri menjulang di lokasi.

Perwakilan dari Islamic Heritage Research Foundation, Irfan al-Alawi, mengkritik Pemerintah Saudi yang dianggap ceroboh dan tidak memperhitungkan bencana yang kemungkinan menimpa jamaah ketika crane masih terpasang. Terlebih, sebelumnya, otoritas Saudi telah menerima peringatan mengenai adanya badai pasir yang akan menerjang.

"Mereka tidak mempedulikan mengenai warisan dan mereka juga tidak peduli soal kesehatan dan keamanan," kata al-Alawi. 

Dia menyebut, saat ini saja, komplek Masjidil Haram dikepung oleh 15 crane berukuran besar. Oleh sebab itu, dia menuntut agar Saudi mengatur strategi kesehatan dan keamanan bagi para jamaah. 

"Karena ada sekitar 800 ribu orang di wilayah masjid pada saat kecelakaan itu terjadi," kata dia. 

Perluasan kompleks Masjidil Haram mendesak untuk dilakukan, karena jumlah jamaah yang datang untuk melakukan ibadah umroh dan haji kian membengkak. Berdasarkan data Kementerian Haji Pemerintah Arab Saudi seperti dikutip BBC, pada tahun 2012, jumlah jamaah melampaui 3,1 juta orang. 

Oleh sebab itu, Pemerintah Saudi rela menghabiskan dana sebesar US$13 miliar untuk proyek perluasan area Masjidil Haram hingga mencapai 400 ribu meter persegi. Diharapkan, ketika proyek itu rampung di tahun 2016, Masjidil Haram bisa menampung 2,2 juta jamaah sekaligus.

Tetapi, pembangunan kawasan Masjidil Haram menuai kritik, karena menghancurkan semua peninggalan sejarah semasa Nabi Muhammad masih hidup. BBC menyebut sebuah hotel bintang lima kini berdiri di atas lokasi kediaman khalifah pertama, Abu Bakar Siddiq.

Oleh sebab itu Al-Alawi kerap mengkritik proyek perluasan Masjidil Haram. 

"Jika Anda menempuh dua mil dari Masjidil Haram, terdapat gurun luas, tanah, ruang yang cukup untuk membangun gedung pencakar langit sesukanya. Tetapi, jangan di kawasan Masjidil Haram. Di dalam Quran, tempat ini disebut sebagai tempat suci, tidak ada di kota-kota lain," kata dia. 

Data dari Kepala Daerah Kerja Mekkah PPIH Arab Saudi, Arsyad Hidayat, kini total WNI yang tewas dalam insiden itu telah mencapai tujuh orang. Mereka adalah Masnauli Sijuadil Hasibuan, Iti Rasti Darmin, Painem Dalio Abdullah, Saparini Baharudin Abdullah, Nurhayati Rasad Usman, Ferry Mauludin Arifin Dulhai dan Adang Joppy Lili.  



(sumber)

Post a Comment

0 Comments